Tulang Bawang – Situasi Pilkada Kabupaten Tulang Bawang semakin memanas setelah munculnya perselisihan mengenai penggunaan logo Partai Umat oleh dua pasangan calon. Konflik ini melibatkan pasangan Qudrotul-Hankam dan Winarti-Reynata, yang sama-sama mengklaim dukungan dari Partai Umat dan memajang lambang partai tersebut di alat peraga kampanye mereka.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Gentur Sumedi, Liaison Officer (LO) pasangan Qudrotul-Hankam, pihaknya menegaskan bahwa pemasangan lambang Partai Umat didasarkan pada kepemilikan surat B1-KWK. "Kami memasang logo Partai Umat berdasarkan surat B1-KWK, yang merupakan bukti sah dukungan dari partai, " jelas Gentur.
Ketua Partai Umat Kabupaten Tulang Bawang, Maria Armi, membenarkan bahwa rekomendasi dari DPP Partai Umat diberikan kepada pasangan Qudrotul-Hankam. "Rekomendasi dari pusat memang turun untuk pasangan Qudrotul-Hankam, " kata Maria saat dikonfirmasi.
Namun, situasi menjadi ambigu ketika Maria, yang menyatakan dukungan resmi kepada Qudrotul-Hankam, justru memposting gambar alat peraga kampanye pasangan Winarti-Reynata dengan logo Partai Umat di akun media sosialnya pada 26 September 2024. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan besar terkait posisi sebenarnya Maria dalam konflik ini.
Baca juga:
Tony Rosyid: Plus Minus NU Dukung Anies
|
Kebingungan semakin meningkat ketika Maria, di satu sisi, menegaskan bahwa dukungan sah Partai Umat berada pada pasangan Qudrotul-Hankam, tetapi di sisi lain, ia membagikan alat peraga kampanye pasangan Winarti-Reynata yang juga memuat logo partai. “Soal logo di Winarti, itu bisa dikonfirmasi langsung ke pihak mereka, ” kata Maria, seolah melempar tanggung jawab kepada pihak lain.
Publik kini bertanya-tanya mengenai posisi sebenarnya dari Ketua Partai Umat ini, apakah ia sepenuhnya mendukung pasangan Qudrotul-Hankam atau ada motif lain di balik tindakannya yang ambigu tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari LO pasangan Winarti-Reynata terkait penggunaan logo Partai Umat pada alat peraga kampanye mereka, sementara kubu Qudrotul-Hankam masih mengklaim sebagai penerima dukungan resmi. Kejadian ini menyisakan tanda tanya besar di tengah publik, seiring menunggu klarifikasi lebih lanjut dari Partai Umat.(idhr)